Sabtu, 21 Juli 2012

Kegiatan Apa ya Buat Muridku di Bulan Ramadhan ?



Bingung ya,,…??? Mau mengadakan apa di sekolah pada saat pondok Ramadhan..???
Bulan Ramadhan adalah saat orang islam menjalankan salah satu kewajiban utama yaitu berpuasa. Sebagai sebuah Negara yang masyarakatnya mayoritas beragama islam, tentu suasana ramadahan sangat mudah kita temui di berbagai tempat.Di perkantoran, instansi pemerintah, perusahaan swasta, pasar, acara televisi, berita media massa dan lain sebagainya akan kita rasakan berbeda suasana dibanding waktu selain ramadhan. Tidak terkecuali tempat pendidikan, di sekolah. Bahkan di Sekolah Dasar (SD) atau yang lebih rendah tingkatannya suasana ramadhan juga akan kita temui. Seperti tidak ada kantin yang buka untuk berjualan, meskipun anak-anak usia sekolah dasar belum diwajibkan untuk menjalankan puasa. Namun dengan kondisi yang ada di SD tersebut akan menanamkan dan melatih pada seorang anak kecil bahwa mereka juga perlu “belajar puasa”.
Pada saat bulan Ramadhan adalah saat yang tepat untuk mengajarkan kepada anak-anak kita hal-hal yang baik di bulan puasa ini. Seperti contoh, manfaat dalam berpuasa, paha-pahala dalam berpuasa, keistimewaan puasa, dan hal-hal yang istimewa yang hanya terjadi di bulan puasa.
Kenapa ?, anak akan selalu mempertanyakan tentang pertanyaan-pertanyaan tentang :
1.     Apa itu puasa ?
2.     Kenapa harus berpuasa ?
3.     Bedanya puasa dihari bulan-bulan biasa dan puasa di bulan ramadhan itu apa ?
4.     Ada apa saja di bulan ramadhan ?
5.     Dan lain-lain.

Kita sebagai seorang guru dan orang tua, harus bisa menjaga totalitas kita kepada murid-murid dengan menjawab pertanyaan mereka secara menyeluruh dan dengan jawaban yang dapat memuaskan mereka. Bulan Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menanamkan kepada mereka kecintaan terhadap Al-Qur’an.
Jika kita mencermati pada sekolah-sekolah formal di Indonesia dalam menyikapi bulan ramadhan, maka kita akan mendapatkan berbagai variasi antara satu sekolah dengan lainnya. Secara umum kita dapat mengelompokkan keragaman sekolah dalam menyikapi bulan ramadhan dibagi dalam tiga kategori, yaitu : 
Pertama, Sekolah menyikapi bulan ramadhan hanya dengan mengurangi jam belajar siswa. Kategori ini kebanyakan dilakukan oleh sekolah-sekolah negeri atau sekolah-sekolah swasta yang bernuansa umum. Prinsip yang mendasari sikap ini adalah bahwa puasa ramadhan akan mempengaruhi fisik siswa dalam aktivitas belajar di sekolah. Agenda belajar dari awal masuk sampai pulang tidak berbeda dari hari biasanya kecuali dengan mengurangi jam belajar. Dalam kategori ini siswa tidak akan mendapatkan banyak dari sebuah “pendidikan ramadhan”. Padahal prinsip utama dari sekolah adalah bahwa segala sesuatu harus melihat dimensi pendidikan. Memang ada kegiatan berkenaan dengan ramadhan, namun hanya sedikit dari sisi waktu dan nilai pendidikannya, seperti buka puasa bersama. Kegiatan-kegiatan “pendidikan ramadhan” seperti berinteraksi dengan Al Qur’an, ceramah ramadhan, memotivasi siswa agar berpuasa yang berkualitas tidak menjadi perhatian utama sekolah yang termasuk kategori ini. 
Kedua, Sekolah menyikapi bulan ramadhan dengan meliburkan siswanya selama sebulan penuh. Kebijakan meliburkan siswa selama bulan ramadhan akan kita temukan pada sekolah-sekolah dari organisasi Muhammadiyah. Kategori ini pernah secara nasional diberlakukan pada semua sekolah di Indonesia, yaitu pada era Presiden Aburrahman Wahid (Gusdur). Salah satu pertimbangan kebijakan meliburkan siswa selama ramadhan adalah agar siswa dapat beribadah dengan khusyu’. Untuk itu para siswa tidak perlu masuk sekolah yang akan berpengaruh pada keberhasilan ibadah dibulan ramadhan. Kebijakan ini juga menjawab keinginan masyarakat tentang keinginan “pendidikan ramadhan” bagi anak-anak mereka yang memang agak susah didapatkan di sekolah. Dengan siswa libur diharapkan juga mereka lebih aktif mengisi ibadah ramadhan di rumah maupun di masjid seperti membaca Al Qur’an, mendengarkan ceramah dan lain sebagainya.
Alih-alih ingin menjadikan “Pendidikan Ramadhan” bagi siswa, pada realitanya, terutama pada sekolah-sekolah negeri atau swasta yang belum pernah melakukan kebijakan ini tidak pernah berhasil mencapai tujuan yang diharapkan. Setidaknya ada dua ketidakberhasilan yang dialami dengan kondisi tersebut yaitu pencapaian pembelajaran akademik di sekolah dan pencapaian “khusyu” dalam menjalankan ibadah di bulan ramadhan. Para siswa yang libur justru menurun tingkat produktifitas, menurun semangat belajar, lebih sering tidur-tiduran, atau menghabiskan waktu dengan maen games. Mungkin kebijakan ini tepat diterapkan di sekolah-sekolah Muhammadiyah karena lebih siap dan terbiasa dengan metode ini.
Ketiga, Sekolah menyikapi bulan ramadhan dengan memasukan kegiatan ibadah ramadhan ke dalam agenda belajar siswa. Prinsip yang diterapkan oleh sekolah yang termasuk kategori ini dalam menyikapi bulan ramadhan yaitu memadukan pentingnya belajar siswa dalam bidang akademik dan menjadikan ramadhan sebagai bulan pendidikan bagi siswa. Sekolah dalam kategori ini sepertinya hendak menggabungkan kelompok kategori pertama dan kedua.
Dari berbagai macam kegiatan tersebut akan kah lebih baiknya jika kita menggunakan metode yang dapat membuat siswa menjadi nyaman. Marilah kita berikan ilmu agama di bulan yang penuh Rahmat ini,…..
SEMANGAT BAGI PARA GURU-GURU………… HARI PUASA KALAU MENGAJAR PAHALANYA LIPAT GANDA…..
SEMANGAT YA…………!!!!!!!!

0 komentar: