Hai, para pembaca,…udah follow
twitter gue belom,.?? @hamhamfariham…follow-en rek,…hahah,..just kidding
yaa,..gak follow juga gak ppa ding,..!!!. sorry ya soalnya baru posting,
soalnya kemarin itu mulai dari hari sabtu modem gue “SMARTFREEN” alias modem “PINTAR”
lagi ngadat abizz,..gak tau deh kenapa,… usut-punya usut ternyata gak hanya gue
yang modemnya ngadat. Ternyata temen-temen gue juga banyak mulai dari yang
rumahnya Mojosari sampai Surabaya,…Ya udahlah kita kembali ke materi kita saat
ini.
Ok… hari ini saya akan membahas
tentang LKS (Lembar Kerja Siswa) atau sekarang namanya LES gak tau deh apa kepanjangannya
soalnya gak terlalu memperhatikan itu,…
Seperti yang kita ketahui, pelajar
kita disuguhi dengan berbagai macam buku penunjang untuk mendongkrak waktu
mereka terhadap belajar. Tetapi, apakah itu sangat membantu dengan hanya
buku-buku yang monoton terhadap satu pelajaran,..?? Terkadang kita menemui
seorang anak yang bosan dengan suatu pelajaran karena pembahasannya sangat
sulit dan sukar. Dalam hal materi dan submateri penulis akui bahwa tingkat
kesulitan anak pelajar saat ini meningkat 150% dari sekitar 5 tahun yang lalu.
Bagaimana tidak,..??? Sudah penulis bicarakan dalam artikel sebelumnya bahwa
anak TK saat ini sudah diwajibkan bisa baca tulis, anak SD sudah disuguhi
bahasa inggris, dan masih banyak lagi materi-materi yang penulis pikir sangat
sulit,…EEITTTSSS tunggu dulu,…bukan hanya penulis yang berpikir bahwa materinya
sangat sulit tapi secara tidak langsung penulis pun juga memahami bahwa GURU SD
sekalipun juga sangat kesulitan dalam menata konsep pembelajaran yang ada pada
SD ini.
Dalam penerapan sistem negara,
penulis menganggap itu sangat bijaksana dnegan mengharuskan seorang anak bangsa
menjalankan “Wajib Belajar 12 Tahun” tapi bukan berarti pmerintah bisa seenak
UDEL-nya menaikkan tingkat kesulitan menjadi CETARRR MEMBAHANA,… Niatnya baik
tapi sayang eksekusinya gagal. Anak SD kelas 4 sekarang sudah diajarkan tentang
sistem ketatanegaraan. Misalnya tentang pengertian MPR, DPR, MA, MK, KY, DPD,
dan masih banyak lagi. Parahnya guru mereka pun juga kesulitan dalam memenuhi
standar pembelajaran tersebut. Kenapa bisa seperti itu ? faktanya saya sedang
mengajar PKn pada murid saya dan saat saya menyuruh mereka untuk membaca dan
mengerjakan salah satu latihan soal dari buku LES mereka, dan seperti biasanya
seusai mengerjakan saya pun memberikan kunci jawabannya. Waktu pun berlalu
begitu saja tanpa terasa. Dan seminggu setelah itu mereka mengeluh kepada saya
karena apa yang saya kasihkan itu ternyata disalahkan oleh gurunya. WAWWW, saya
kaget dan introspeksi diri saat itu terbesit dalam benak saya apakah saya yang
salah atau guru,… Pembahasan saat itu adalah hak-hak presiden yang meliputi
Amnesti, Abolisi, Grasi dan Rehabilitasi. Saya pun mencari dari sumber internet
dan bertanya kepada teman saya dan guru saya yang memang dalam bidangnya adalah
ke-tata negaraan. Saya dapati jawaban saya benar dan mulai curiga dengan
jawaban dari guru mereka.
So, saya merasa guru mereka hanya
terpacu pada kunci jawaban yang ada. Sehingga benar-benar ketahuan bahwa guru
mereka pun juga mendapat masalah pada pembahasan soal yang seperti itu. Inilah
yang nantinya akan menjadi kecenderungan guru les seperti saya menjadi
terpojok. Bagaimana tidak guru SD saat ini yang asing dengan topik pendidikan
berkarakter secara tidak langsung menanamkan nilai-nilai yang salah terhadap
murid-murid mereka sendiri. Tidak hanya sekali ini, saya juga menemui
berkali-kali kunci jawaban yang salah dan guru yang memberi keterangan yang
tidak sesuai dengan apa yang ada alias guru “NGAWUR”.
Bagaimana fenomena itu terjadi ?
bukannya saya menjelek-jelekkan, sekali lagi maaf, sekedar saya memberi tahu
bahwa KUNCI JAWABAN ITU BELUM TENTU BENAR. Karena saya merasa yakin terhadap
jawaban saya itu, maka saya pun mengontak guru PKn murid saya dan bertanya alas
an dari beliau menjawab dengan jawaban yang seperti itu. Totally,…beliau gak
menjawab saya, entah kenapa atau mungkin benar hipotesa saya bahwa guru SD
sekarang hanya mengandalkan KUNCI JAWABAN tanpa mau belajar kembali tentang
konsep GELAR PENDIDIKAN yang mereka terima…Menindak lanjuti tentang hal itu
saya mulai menapaki dunia pendidikan ini dnegan pnuh kepercayaan diri,..karena
memang cita-cita saya bisa beraksi di bidang pendidikan. Ayo para guru jangan
malu bertanya pada seorang yang lebih muda hanya karena kedudukan kalian lebih
tinggi. Guru adalah orang yang tak pernah lelah dalam belajar bukan hanya
membeirkan tanpa menambah lagi.
Oleh karena itu ayo kita sesama guru
atau sesama orang tua yang memiliki anak didik sama-sama terus memantau
bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik dan terus aktif dalam memahami
tingkah perkembangan pendidikan mereka.
TERUS SEMANGAT TERUS BELAJAR DAN
TERUS BERKEMBANG YA PARA GURU DAN KAKAK,…
wkwkkwkwkw
0 komentar:
Posting Komentar