Senin, 06 Agustus 2012

Dan Fisika pun Menjadi Empuk di Mata Bapak Ilmu Fisika Muslim



 Biografi Al-Haitsam
Al-Hassan Ibnu Al-Haitsam adalah ilmuwan yang lahir pada tahun 965 Masehi di Irak. Sebagai seorang fisikawan, betapa besar kontribusi pria ini dalam bidang sains di abad pertengahan. Antara abad ke-9 dan abad ke-13 menandai Masa Keemasan dalam ilmu pengetahuan Arab. Salah satunya dengan adanya Ibnu Al-Haitsam melakukan penelitian awal tentang cahaya. Berbagai terobosan di bidang matematika, astronomi, kedokteran, fisika dan kimia terjadi. Dibandingkan banyak fisikawan yang hidup pada masa itu, prestasi Ibnu Al-Haitsam adalah yang paling hebat. dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.

Dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenali dengan nama Alhazen. Ibnu Haitham dilahirkan di Basrah pada tahun 354H bersamaan dengan 965 Masehi. Ia memulai pendidikan awalnya di Basrah sebelum dilantik menjadi pegawai pemerintah di bandar kelahirannya. Setelah beberapa lama berkhidmat dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan menumpukan perhatian pada penulisan.
Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di sana beliau telah mengambil kesempatan melakukan beberapa kerja penyelidikan mengenai aliran dan saliran Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang cadangan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.
Hasil daripada usaha itu, beliau telah menjadi seo­rang yang amat mahir dalam bidang sains, falak, mate­matik, geometri, pengobatan, dan falsafah. Tulisannya mengenai mata, telah menjadi salah satu rujukan yang penting dalam bidang pengajian sains di Barat. Malahan kajiannya mengenai pengobatan mata telah menjadi asas kepada pengajian pengobatan modern mengenai mata.
Karya-karya dari Ibnu Haitsam
Ibnu Haitham membuktikan pandangannya apabila beliau begitu ghairah mencari dan mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Sehingga kini beliau berhasil menulis banyak buku dan makalah. Di antara buku hasil karyanya:
1.      Al'Jami' fi Usul al'Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametik dan metametik penganalisaannya;
2.      Kitab al-Tahlil wa al'Tarkib mengenai ilmu geometri;
3.      Kitab Tahlil ai'masa^il al 'Adadiyah tentang algebra;
4.      Maqalah fi Istikhraj Simat al'Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi segenap rantau;
5.      M.aqalah fima Tad'u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak dan
6.      Risalah fi Sina'at al-Syi'r mengenai teknik penulisan puisi.
Sumbangan Ibnu Haitham kepada ilmu sains dan filsafat amat banyak. Kerana itulah Ibnu Haitham dikenali sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya dengan ilmu pengetahuan. Beberapa pandangan dan pendapatnya masih relevan hingga saat ini.
Walau bagaimanapun sebahagian karyanya lagi telah "dicuri" oleh ilmuwan Barat tanpa memberikan penghargaan yang patut kepada beliau. Tapi sesungguhnya, barat patut berterima kasih kepada Ibnu Haitham dan para sarjana Islam karena tanpa mereka kemungkinan dunia Eropa masih diselubungi kegelapan.
Kajian Ibnu Haitham telah menyediakan landasan kepada perkembangan ilmu sains dan pada masa yang sama tulisannya mengenai falsafah telah membuktikan keaslian pemikiran sarjana Islam dalam bidang ilmu tersebut yang tidak lagi terbelenggu oleh pemikiran filsafat Yunani.
Teori-teori Ibnu Haitsam yang terkanal
            Ibnu Haitsam adalah salah satu ilmuwan islam yang sangat berjasa di bidang ilmu fisika. Bebeapa teori-teorinya yaitu :
1.      Ragam cahaya yang muncul saat matahari terbenam.
2.      Fenomena fisik seperti gerhana, bayangan dan pelangi.
3.      Teori binokular, yaitu bertambahnya ukuran matahri dan bulan ketika mendekati cakrawala.
4.      Teori emisi
5.      Dan lain-lain
Tapi, diantara banyaknya teori yang dibuatnya tersebut, teori yang paling terkenal adalah teori Emisi. Teorinya tentang pengelihatan telah memecahkan teori dari dua ilmuan yunani yaitu ptolemeus dan Aristoteles. Para ilmuan yunani itu berkata bahwa kita bisa melihat sebuah benda karena mata kita mengeluarkan cahaya dan akhirnya mengenai benda yang ingin kita lihat. Teori itu diberi nama Tactile Theory (Teori Tactil). Tetapi Teori itu akhirnya dibantahkan oleh Ibnu Haitsam yang mengatakan bahwa sebenarnya benda yang kita lihat memantulkan cahaya dan membentuk warna hingga sampai pada mata kita. Ibnu Haitsam membuktikannya dengan berdiri di tempat yang gelap bersama dengan benda-benda disekitarnya. Saat itu dia tidak bisa melihat apapun yang ada diruangan yang gelap, jika teori tactil yang diutarakan oleh Ptolemeus dan Aristoteles itu benar apa danya, maka seharusnya di dalam tempat gelap sekalipun mata kita akan mengeluarkan cahaya dan dapat melihat benda-benda yang ada di sekitar kita. Pada akhirnya teori dari ke dua ilmuan yunani itu pun runtuh.
Teori tersebut diperkuat lagi oleh teori yang saat ini telah berkembang, yaitu teori tentang pembentukan cahaya. Teori tersebut mengemukakan bahwa semua benda memiliki partikel atau molekul pigmen warna sendiri. Dalam masing-masing molekul pigmen tersebut mempunyai kepekaan tersendiri pada cahaya. Sedangkan seperti yang kita ketahui bahwa cahaya matahari memiliki banyak warna. Pada saat cahaya itu menyentuh benda tersebut, maka molekul pigmen yang ada pada benda tersebut akan menangkapnya dan memberikan respon warna kepada mata kita. Saat mata kita sudah menangkapnya maka syaraf motorik pada mata akan segera menyampaikannya pada otak dan itulah kita bisa mengenal warna. Kesimpulannya adalah setiap benda memiliki kemampuan menyerap warna yang berbeda pada cahaya dan itulah sebab mengapa warna benda sangat bermacam-macam.
Ada lagi teori yang dicetuskan oleh Ibnu Haitsam yaitu teori tentang munculnya cahaya fajar pada waktu posisi matahari di titik -19o ufuk timur dan warna merah senja akan hilang pada posisi -19o ufuk barat. Sampai saat inipun teori tersebut dipakai sebagai salah satu materi yang ada di materi ilmu astronomi.

1.2  Memetik Hikmah dari Para Ilmuwan Islam
Kita telah mengenal beberapa ilmuwan islam dari masa ke masa secara baik. Tetapi sering kali kita lupa bahwa teori dan penemuan merekalah yang memberikan isnpirasi pada para ilmuwan barat untuk berkreasi. Bahkan banyak buku-buku yang sekarang berkembang adalah hasil pemikiran dari para ilmuwan muslim.
Titik perubahan perkembangan islam terjadi saat perang salib berkecamuk. Tetapi, hal tersebut tentu bukan halangan bagi kita para calon ilmuwan muslim untuk terus berkreasi dan memberikan teori-teori baru yang lebih baik dari teori sebelumnya. Terus berusaha pantang menyerah dan memberikan yang terbaik adalah kuncinya.

0 komentar: