Biografi
Al-Haitsam
Al-Hassan
Ibnu Al-Haitsam adalah ilmuwan yang lahir pada tahun 965 Masehi di Irak.
Sebagai seorang fisikawan, betapa besar kontribusi pria ini dalam bidang sains
di abad pertengahan. Antara abad ke-9 dan abad ke-13 menandai Masa Keemasan
dalam ilmu pengetahuan Arab. Salah satunya dengan adanya Ibnu Al-Haitsam
melakukan penelitian awal tentang cahaya. Berbagai terobosan di bidang
matematika, astronomi, kedokteran, fisika dan kimia terjadi. Dibandingkan
banyak fisikawan yang hidup pada masa itu, prestasi Ibnu Al-Haitsam adalah yang
paling hebat. dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen,
adalah seorang ilmuwan
Islam
yang ahli dalam bidang sains,
falak,
matematika,
geometri,
pengobatan,
dan filsafat.
Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya,
dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger,
Bacon,
dan Kepler
dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.
Dalam
kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenali dengan nama Alhazen. Ibnu
Haitham dilahirkan di Basrah
pada tahun 354H bersamaan dengan 965 Masehi.
Ia memulai pendidikan awalnya di Basrah sebelum dilantik menjadi pegawai
pemerintah di bandar kelahirannya. Setelah beberapa lama berkhidmat dengan
pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz
dan Baghdad.
Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan menumpukan perhatian pada
penulisan.
Kecintaannya
kepada ilmu telah membawanya berhijrah ke Mesir.
Selama di sana beliau telah mengambil kesempatan melakukan beberapa kerja
penyelidikan mengenai aliran dan saliran Sungai Nil serta menyalin
buku-buku mengenai matematika
dan falak. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan uang cadangan dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.
Hasil
daripada usaha itu, beliau telah menjadi seorang yang amat mahir dalam bidang
sains, falak, matematik, geometri, pengobatan, dan falsafah.
Tulisannya mengenai mata, telah menjadi salah satu rujukan yang penting dalam
bidang pengajian sains di Barat. Malahan kajiannya mengenai pengobatan mata
telah menjadi asas kepada pengajian pengobatan modern mengenai mata.
Karya-karya dari Ibnu Haitsam
Ibnu
Haitham membuktikan pandangannya apabila beliau begitu ghairah mencari dan
mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Sehingga kini beliau berhasil
menulis banyak buku dan makalah. Di antara buku hasil karyanya:
1. Al'Jami'
fi Usul al'Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametik dan metametik
penganalisaannya;
2. Kitab
al-Tahlil wa al'Tarkib mengenai ilmu geometri;
3. Kitab
Tahlil ai'masa^il al 'Adadiyah tentang algebra;
4. Maqalah
fi Istikhraj Simat al'Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi segenap
rantau;
5. M.aqalah
fima Tad'u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak dan
6. Risalah
fi Sina'at al-Syi'r mengenai teknik penulisan puisi.
Sumbangan
Ibnu Haitham kepada ilmu sains dan filsafat amat banyak. Kerana itulah Ibnu
Haitham dikenali sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya
dengan ilmu pengetahuan. Beberapa pandangan dan pendapatnya masih relevan
hingga saat ini.
Walau
bagaimanapun sebahagian karyanya lagi telah "dicuri" oleh ilmuwan
Barat tanpa memberikan penghargaan yang patut kepada beliau. Tapi sesungguhnya,
barat patut berterima kasih kepada Ibnu Haitham dan para sarjana Islam karena
tanpa mereka kemungkinan dunia Eropa
masih diselubungi kegelapan.
Kajian
Ibnu Haitham telah menyediakan landasan kepada perkembangan ilmu sains dan pada
masa yang sama tulisannya mengenai falsafah telah membuktikan keaslian
pemikiran sarjana Islam dalam bidang ilmu tersebut yang tidak lagi terbelenggu
oleh pemikiran filsafat Yunani.
Teori-teori Ibnu Haitsam yang
terkanal
Ibnu Haitsam adalah salah satu
ilmuwan islam yang sangat berjasa di bidang ilmu fisika. Bebeapa teori-teorinya
yaitu :
1. Ragam
cahaya yang muncul saat matahari terbenam.
2. Fenomena
fisik seperti gerhana, bayangan dan pelangi.
3. Teori
binokular, yaitu bertambahnya ukuran matahri dan bulan ketika mendekati
cakrawala.
4. Teori
emisi
5. Dan
lain-lain
Tapi,
diantara banyaknya teori yang dibuatnya tersebut, teori yang paling terkenal
adalah teori Emisi. Teorinya tentang pengelihatan telah memecahkan teori dari
dua ilmuan yunani yaitu ptolemeus dan Aristoteles. Para ilmuan yunani itu
berkata bahwa kita bisa melihat sebuah benda karena mata kita mengeluarkan cahaya
dan akhirnya mengenai benda yang ingin kita lihat. Teori itu diberi nama
Tactile Theory (Teori Tactil). Tetapi Teori itu akhirnya dibantahkan oleh Ibnu
Haitsam yang mengatakan bahwa sebenarnya benda yang kita lihat memantulkan
cahaya dan membentuk warna hingga sampai pada mata kita. Ibnu Haitsam
membuktikannya dengan berdiri di tempat yang gelap bersama dengan benda-benda
disekitarnya. Saat itu dia tidak bisa melihat apapun yang ada diruangan yang
gelap, jika teori tactil yang diutarakan oleh Ptolemeus dan Aristoteles itu
benar apa danya, maka seharusnya di dalam tempat gelap sekalipun mata kita akan
mengeluarkan cahaya dan dapat melihat benda-benda yang ada di sekitar kita.
Pada akhirnya teori dari ke dua ilmuan yunani itu pun runtuh.
Teori
tersebut diperkuat lagi oleh teori yang saat ini telah berkembang, yaitu teori
tentang pembentukan cahaya. Teori tersebut mengemukakan bahwa semua benda
memiliki partikel atau molekul pigmen warna sendiri. Dalam masing-masing molekul
pigmen tersebut mempunyai kepekaan tersendiri pada cahaya. Sedangkan seperti
yang kita ketahui bahwa cahaya matahari memiliki banyak warna. Pada saat cahaya
itu menyentuh benda tersebut, maka molekul pigmen yang ada pada benda tersebut
akan menangkapnya dan memberikan respon warna kepada mata kita. Saat mata kita
sudah menangkapnya maka syaraf motorik pada mata akan segera menyampaikannya
pada otak dan itulah kita bisa mengenal warna. Kesimpulannya adalah setiap
benda memiliki kemampuan menyerap warna yang berbeda pada cahaya dan itulah sebab
mengapa warna benda sangat bermacam-macam.
Ada
lagi teori yang dicetuskan oleh Ibnu Haitsam yaitu teori tentang munculnya
cahaya fajar pada waktu posisi matahari di titik -19o ufuk timur dan
warna merah senja akan hilang pada posisi -19o ufuk barat. Sampai
saat inipun teori tersebut dipakai sebagai salah satu materi yang ada di materi
ilmu astronomi.
1.2 Memetik Hikmah dari Para Ilmuwan
Islam
Kita
telah mengenal beberapa ilmuwan islam dari masa ke masa secara baik. Tetapi
sering kali kita lupa bahwa teori dan penemuan merekalah yang memberikan
isnpirasi pada para ilmuwan barat untuk berkreasi. Bahkan banyak buku-buku yang
sekarang berkembang adalah hasil pemikiran dari para ilmuwan muslim.
Titik
perubahan perkembangan islam terjadi saat perang salib berkecamuk. Tetapi, hal
tersebut tentu bukan halangan bagi kita para calon ilmuwan muslim untuk terus
berkreasi dan memberikan teori-teori baru yang lebih baik dari teori
sebelumnya. Terus berusaha pantang menyerah dan memberikan yang terbaik adalah
kuncinya.
0 komentar:
Posting Komentar