Belajar dapat diartikan perubahan, pengetahuan perilaku pribadi,
permanen, dan pengalaman. Jadi secara komprehensif bahwa belajar merupakan
aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan
pribadi yang bersifat permanen. Prinsip belajar dapat diartikan sebagai aturan
dan sistem belajar dalam upaya meningkatkan proses belajar dan pembelajarannya.
Prinsip belajar terdiri dari Prinsip efek kepuasan (law of effect),
Prinsip pengulangan
(law of execise), Prinsip kesiapan (law of readiness), Prinsip kesan pertama
(law of primacy), Prinsip makna yang dalam/ prinsip identitas (law of
idensity), Prinsip bahan baru (law of recetay), prinsip gabungan, plateau
belajar
Kecerdasan atau Intelegensi berasal dari bahasa latin, yaitu intelegere
yang berarti memahami. intellectus intelek lebih bersifat
pasif sedangkan intelegensi lebih bersifat aktif. Berdasarkan pemahaman
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa intelek adalah daya atau potensi untuk
memahami, sedangkan intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan
perwujudan dari daya atau potensi tersebut. Ada beberapa definisi mengenai
intelegensi seperti “kemampuan untuk berfikir abstrak” ( Terman), “kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya” (Colvin), “teknik untuk memproses
informasi yang disediakan oleh indra kita” (Hunt). Dari berbagai definisi
tersbut dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah kesempurnaan perbuatan
kecerdasan.
Tetapi cenderung kita menilai bahwa orang selalu melihatnya berbeda
pada setiap sisinya. Banyak orang tua yang menginginkan kecerdasan anaknya
berada di atas rata-rata. Bisa dibilang itu adalah suatu keegoisan yang
sepihak. Kecerdasan anak pun bisa terbentuk dari faktor orang tua juga.
Bagaimana orang tua bisa memberikan sebuah dorongan yang positif berupa
semangat dan kasih sayang yang dibutuhkan oleh anak.
Banyak lembaga pendidikan yang menawarkan berbagai macam tes IQ (intelligence quotient), hanya untuk mengetahui seberapa besar
kecerdasan seorang anak. Dan penilaian dari seorang guru pun juga tidak jauh
beda dengan bagaimana hasil dari tes tersebut. Ada beberapa keuntungan dan
kerugian dari tes tersebut yakni :
1.
Kita
bisa mengetahui berapa tingkat kecerdasan anak pada saat itu.
2.
Kita
bisa menyesuaikan bagaimana cara kita mendidik nantinya.
3.
Kita
bisa memahami dan mengerti gambaran yang ada dalam pemikiran seorang anak
secara khusus.
4.
Mengetahui
jenis sekolah terbaik baginya
5.
Dsb
Tetapi selain memiliki kebaikan, tes IQ pun juga memiliki
kekurangan yaitu :
1.
tes
atau pengukuran inteligensi tidak luput dari kemungkinan kesalahan
2.
IQ
yang diperoleh seseorang dari tes inteligensi pada suatu waktu tidaklah menjadi
label yang selalu melekat bagi dirinya
3.
Prestasi
yang tinggi tidak hanya tergantung pada IQ yang tinggi, tetapi masih tergantung
juga pada faktor-faktor lain semisal motivasi belajar dan faktor peluang
4.
Hasil
tes inteligensi yang tinggi sebenarnya tidak menjanjikan apa-apa selama tidak
ditopang oleh faktor-faktor lain yang kondusif. Sebaliknya, hasil pengukuran
inteligensi yang tidak begitu tinggipun tidak dapat dianggap sebagai vonis yang
mematikan harapan dan usaha untuk berprestasi.
Oleh karena itulah jika orang tua hendak membuat sebuah tes IQ
untuk balitanya atau untuk anaknya, maka hendaknya para orang tua juga
memberikan kebebasan kepada anak untuk bermain dan emngembangkan sendiri bakat
alaminya. Dengan begitu, seorang anak bisa memilih dan mengembangkannya tanpa
adanya kecenderungan dari pihak manapun. Apakah hal itu perlu? Tentu saja
perlu. Telah terbukti di beberapa kasus, seorang anak yang dalam masa kecil
sampai dengan masa pertumbuhan, jika dikekang maka saat dewasa dia
berkemungkinan besar memiliki IQ yang “Di Atas Rata-rata” bahkan bisa sampai
pada “Genius”. Tetapi pada babak lainnya, mereka akan mengucilkan diri dari
pergaulan dan lebih memilih area kekangan mereka yang sudah mereka tinggali
selama masa pertumbuhan mereka.
Kebebasan yang terbatas adalah hal yang diperlukan oleh anak,
bahkan sejak balita dan terus memerlukan perbaikan kembali saat dia sudah
menginjak remaja.Kebebasan itu adalah kasih sayang orang tua dalam hal
psikologis, dan kebersamaan dalam suatu waktu. Bukan kebahagiaan materi dan
tuntutan menjadi “bintang” dalam area mereka.
0 komentar:
Posting Komentar