Selasa, 04 September 2012

Pak Presiden Jangan Pidato Tentang Politik, Kami anak SD Tidak Mengerti ? PLEASE...!!!!


PAK SBY oh PAK SBY......
Indonesia, itulah bagaimana cara kita untuk menyebut negara tercita kita ini. Negara yang telah kita tempati seumur hidup kita. Kita lahir dan mati di dan untuk negara. Kita berjuang demi kedaulatan negara kita. Kita berperang dengan para penjajah untuk mendapatkan kemerdekaan negara kita. Akan tetapi sekarang yang sangat kita butuhkan adalah seorang pemimpin yang bisa melihat bagaimana rakyat melakukan usaha bukan melihat bagaimana rakyat menjadi lemah dan tak berdaya.
Mr.Pres adalah pemimpin kita saat ini. Negara kita terbentuk dalam negara presidensial, yaitu negara yang dipimpin oleh seorang presiden. Sudah banyak para presiden yang telah berlalu dinegara kita. Mulai dari Soekarno hingga saat ini SBY. Tetapi sudahkah kita merasakan sesuatu yang berbeda dengan adanya pergantian presiden dan perubahan zaman yang kini telah bergeser norma-normanya.

Saat ini kita hanya rakyat biasa yang mau mengikuti UU yang telah dibuat oleh para wakil kita yang saat ini sedang berdebat tentang perkara korupsi. Korupsi adalah hal yang biasa kita dengar akhir-akhir ini, mulai dari kalangan pengusaha, pegawai negara, DPR, MPR, bahkan sampai dengan Mantan Putri Indonesia. Tetapi itu bukanlah satu-satunya hal yang miris saat ini. Tahukah kalian kenapa ? itu semua karena kita telah dikejutkan oleh sikap Mr.Pres kita yang kurang dewasa. Bagaimana hal itu bisa terjadi ?. Teguran Presiden SBY kepada anak SD ini terjadi saat memberikan sambutan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (29/8/2012).
"ADA SATU DUA YANG TIDUR. JANGAN TIDUR YA. COBA TOLONG DIBANGUNKAN. BARANGKALI MENGANTUK," kata SBY sambil menunjuk kepada anak-anak. Namun SBY tidak mengatakannya dengan nada kesal atau marah (dikutip dari http://web.inilah.com/read/detail/1899036/teguran-presiden-sby-di-hari-anak-nasional)
Benarkah hal itu dikatakan oleh seorang pemimpin kepada seorang ANAK SD ? apakah itu hanya untuk KEWIBAWAAN ? PANGKAT ? JABATAN ?. Beginilah kronologisnya, pada acara tersebut telah diberitakan sebelumnya kepada anak-anak bahwa acara akan dimulai pukul 08:00 am (pukul delapan pagi). Secara otomatis anak-anak pasti akan datang sebelum jam delapan. Tetapi kenyataan yang miris adalah dilapangan acara baru dimulai pada pukul 10:00 am (sepuluh pagi). Bisa kita bayangkan selama lebih daari dua jam anak-anak SD menunggu acara yang sebelumnya diberitakan jam delapan pagi ternyata meleset hingga dua jam. Belum lagi setelah acara tunggu-tungguan itu berakhir, Mr.Pres langsung memberikan pidato-pidatonya yang sudah kita ketahui SUPER LAMA. Melihat hal tersebut apakah kita harus memaksa anak-anak tersebut untuk terus bertahan dalam kondisi cuaca yang juga sangat panas ?. Tentunya bisa kita bayangkan bukan bagaimana rasanya jika kita hadir dalam suatu acara yang berdurasi lebih dari 3 jam dan separuh dari jam tersebut diisi dengan acara MENUNGGU plus PIDATO ?.
Tidak hanya itu saja, sehari setelah acara tersebut berlangsung, Mr.Pres dalam pidatonya ditempat lain mengemukakan bahwa PARA STASIUN TELEVISI harus MEMILAH-MILAH acara TELEVISI yang pantas untuk seorang anak. Sedangkan yang kita ketahui bahwa seorang anak haruslah diberikan acara televisi yang bernuansa anak-anak, bukan bernuansa CERAMAH PIDATO. Bahkan saya saja sebagai GURU AMATIRAN memahami benar bagaimana jalan pikiran dan pola bahasa yang bisa dan tidak bisa dimengerti oleh seorang anak kecil, terutama anak SD. Lalu apa perlu seorang anak begitu dibatasi dalam masa-masanya yang sangat singkat ini ? APAKAH PEMERINTAH SUDAH TIDAK MEMPERDULIKAN KEDAULATAN UNTUK ANAK KECIL ?.
Perubahan kurikulum dalam kurun waktu satu dekade ini tidakkah sudah cukup memberikan beban yang berat kepada seorang anak. Ingatkah para pembaca saat Taman Kanak-kanak , tidak ada yang namanya WAJIB dan MAMPU MEMBACA. Dilihat dari kalimatnya saja yaitu TAMAN KANAK-KANAK, yang namanya taman itu ya untuk bermain, bukan untuk belajar dan ditekan. Zaman dulu seorang anak SD kelas pertama hanya diajarkan membaca dan pelajaran-pelajaran ringan. Tetapi sekarang ? IPA, IPS, BAHASA INGGRIS. Perubahan itu sudah terlalu significant bagi kita.
Lalu, Bagaimanakah penyelesaiannya ?
Semua itu ada pada kita para pendidik, jika kita bisa menempatkan kemampuan kita pada setiap anak dengan cara yang spesifik maka bukan hal yang tidak mungkin kita bisa merubah sistem KOLONIAL ini menjadi sistem yang berdedikasi tinggi untuk masa depan anak bangsa. Marilah kita menggunakan cara mengajar kita, karena guru itu bukan dilihat dari orang yang pintar dan cerdas dalam segala hal. SEORANG YANG PINTAR DAN CERDAS TAPI TIDAK BISA MENGAJAR ITUBUKANLAH GURU. Lalu guru itu apa ?
GURU ADALAH SESEORANG YANG INGIN MELIHAT ORANG LAIN BERGELIMANG ILMU TIDAK PANDANG SIAPA DIA DAN TIDAK MEMBEDAKAN DAI GOLONGAN MANA DIA. KARENA GURU ADALAH “PAHLAWAN TANPA TANDA JASA”. Mereka tidak mau diingat jasanya, tetapi mereka ingin ilmu yang mereka berikan kepada orang lain bermanfaat untuk sesama.
Pesanku untuk anak-anakku :
“Anak-anakku……… semoga kalian bisa mengahadapi perombakan ini dengan hati yang lapang,….dan doakanlah guru kalian ini bisa mengikuti pola pikir pemerintah yang sudah kelewat OTORITASNYA”

0 komentar: