PAK SBY oh PAK SBY......
Indonesia, itulah
bagaimana cara kita untuk menyebut negara tercita kita ini. Negara yang telah
kita tempati seumur hidup kita. Kita lahir dan mati di dan untuk negara. Kita berjuang
demi kedaulatan negara kita. Kita berperang dengan para penjajah untuk
mendapatkan kemerdekaan negara kita. Akan tetapi sekarang yang sangat kita
butuhkan adalah seorang pemimpin yang bisa melihat bagaimana rakyat melakukan
usaha bukan melihat bagaimana rakyat menjadi lemah dan tak berdaya.
Mr.Pres adalah pemimpin
kita saat ini. Negara kita terbentuk dalam negara presidensial, yaitu negara
yang dipimpin oleh seorang presiden. Sudah banyak para presiden yang telah
berlalu dinegara kita. Mulai dari Soekarno hingga saat ini SBY. Tetapi sudahkah
kita merasakan sesuatu yang berbeda dengan adanya pergantian presiden dan
perubahan zaman yang kini telah bergeser norma-normanya.
Saat ini kita hanya
rakyat biasa yang mau mengikuti UU yang telah dibuat oleh para wakil kita yang
saat ini sedang berdebat tentang perkara korupsi. Korupsi adalah hal yang biasa
kita dengar akhir-akhir ini, mulai dari kalangan pengusaha, pegawai negara,
DPR, MPR, bahkan sampai dengan Mantan Putri Indonesia. Tetapi itu bukanlah
satu-satunya hal yang miris saat ini. Tahukah kalian kenapa ? itu semua karena
kita telah dikejutkan oleh sikap Mr.Pres kita yang kurang dewasa. Bagaimana hal
itu bisa terjadi ?. Teguran Presiden SBY kepada anak SD ini terjadi saat
memberikan sambutan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (29/8/2012).
"ADA SATU DUA YANG
TIDUR. JANGAN TIDUR YA. COBA TOLONG DIBANGUNKAN. BARANGKALI MENGANTUK,"
kata SBY sambil menunjuk kepada anak-anak. Namun SBY tidak mengatakannya dengan
nada kesal atau marah (dikutip dari http://web.inilah.com/read/detail/1899036/teguran-presiden-sby-di-hari-anak-nasional)
Benarkah hal itu
dikatakan oleh seorang pemimpin kepada seorang ANAK SD ? apakah itu hanya untuk
KEWIBAWAAN ? PANGKAT ? JABATAN ?. Beginilah kronologisnya, pada acara tersebut
telah diberitakan sebelumnya kepada anak-anak bahwa acara akan dimulai pukul
08:00 am (pukul delapan pagi). Secara otomatis anak-anak pasti akan datang
sebelum jam delapan. Tetapi kenyataan yang miris adalah dilapangan acara baru
dimulai pada pukul 10:00 am (sepuluh pagi). Bisa kita bayangkan selama lebih
daari dua jam anak-anak SD menunggu acara yang sebelumnya diberitakan jam
delapan pagi ternyata meleset hingga dua jam. Belum lagi setelah acara tunggu-tungguan itu berakhir, Mr.Pres
langsung memberikan pidato-pidatonya yang sudah kita ketahui SUPER LAMA.
Melihat hal tersebut apakah kita harus memaksa anak-anak tersebut untuk terus
bertahan dalam kondisi cuaca yang juga sangat panas ?. Tentunya bisa kita
bayangkan bukan bagaimana rasanya jika kita hadir dalam suatu acara yang
berdurasi lebih dari 3 jam dan separuh dari jam tersebut diisi dengan acara
MENUNGGU plus PIDATO ?.
Tidak hanya itu saja,
sehari setelah acara tersebut berlangsung, Mr.Pres dalam pidatonya ditempat
lain mengemukakan bahwa PARA STASIUN TELEVISI harus MEMILAH-MILAH acara
TELEVISI yang pantas untuk seorang anak. Sedangkan yang kita ketahui bahwa
seorang anak haruslah diberikan acara televisi yang bernuansa anak-anak, bukan
bernuansa CERAMAH PIDATO. Bahkan saya saja sebagai GURU AMATIRAN memahami benar
bagaimana jalan pikiran dan pola bahasa yang bisa dan tidak bisa dimengerti
oleh seorang anak kecil, terutama anak SD. Lalu apa perlu seorang anak begitu
dibatasi dalam masa-masanya yang sangat singkat ini ? APAKAH PEMERINTAH SUDAH
TIDAK MEMPERDULIKAN KEDAULATAN UNTUK ANAK KECIL ?.
Perubahan kurikulum
dalam kurun waktu satu dekade ini tidakkah sudah cukup memberikan beban yang
berat kepada seorang anak. Ingatkah para pembaca saat Taman Kanak-kanak , tidak
ada yang namanya WAJIB dan MAMPU MEMBACA. Dilihat dari kalimatnya saja yaitu
TAMAN KANAK-KANAK, yang namanya taman itu ya untuk bermain, bukan untuk belajar
dan ditekan. Zaman dulu seorang anak SD kelas pertama hanya diajarkan membaca
dan pelajaran-pelajaran ringan. Tetapi sekarang ? IPA, IPS, BAHASA INGGRIS.
Perubahan itu sudah terlalu significant bagi
kita.
Lalu, Bagaimanakah
penyelesaiannya ?
Semua itu ada pada kita
para pendidik, jika kita bisa menempatkan kemampuan kita pada setiap anak
dengan cara yang spesifik maka bukan hal yang tidak mungkin kita bisa merubah
sistem KOLONIAL ini menjadi sistem yang berdedikasi tinggi untuk masa depan
anak bangsa. Marilah kita menggunakan cara mengajar kita, karena guru itu bukan
dilihat dari orang yang pintar dan cerdas dalam segala hal. SEORANG YANG PINTAR
DAN CERDAS TAPI TIDAK BISA MENGAJAR ITUBUKANLAH GURU. Lalu guru itu apa ?
GURU ADALAH SESEORANG
YANG INGIN MELIHAT ORANG LAIN BERGELIMANG ILMU TIDAK PANDANG SIAPA DIA DAN
TIDAK MEMBEDAKAN DAI GOLONGAN MANA DIA. KARENA GURU ADALAH “PAHLAWAN TANPA
TANDA JASA”. Mereka tidak mau diingat jasanya, tetapi mereka ingin ilmu yang
mereka berikan kepada orang lain bermanfaat untuk sesama.
Pesanku untuk
anak-anakku :
“Anak-anakku……… semoga
kalian bisa mengahadapi perombakan ini dengan hati yang lapang,….dan doakanlah
guru kalian ini bisa mengikuti pola pikir pemerintah yang sudah kelewat
OTORITASNYA”
0 komentar:
Posting Komentar