REMAJA DALAM DEKAPAN KEKUATAN SPIRITUALITAS
Oleh : Fariham Mas’ula
• KISAH SPIRITUALITAS DALAM INDAHNYA RUTINITAS KEHIDUPAN
Spiritualitas. Selama ini kita sering mendengar bahwa spiritualitas pasti ada pada kehidupan seseorang. Tapi apa kita tahu apakah itu sejatinya spiritualitas? sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa spiritualitas adalah sesuatu hal yang berbau gaib atau berbau mistis walaupun itu hanya punya hubungan yang tidak tentu atau tidak jelas.
Padahal spiritualitas tidaklah sama dengan apa yang dibayangkan oleh banyak masyarakat saat ini. SPIRITUALITAS adalah bidang penghayatan batiniah kepada Tuhan melalui laku-laku tertentu yang sebenarnya terdapat pada setiap orang. Namun, tidak semua orang menekuninya. Bahkan beberapa orang memperlakukan aktivitas pemberdayaan spiritual sebagai praktik yang tertutup, khawatir dicap sebagai pencipta bid’ah. Dalam beberapa literatur dijelaskan bahwa kata "Spiritual" itu diambil dari bahasa Latin,“Spiritus” yang berarti sesuatu yang memberikan kehidupan atau vitalitas. Dengan vitalitas itu maka hidup kita menjadi lebih "hidup".
Spiritus ini bukan merupakan label atau identitas seseorang yang diterima dari atau diberikan oleh pihak luar, seperti agama, melainkan lebih merupakan kapasitas bawaan dalam otak manusia. Artinya, semua manusia yang lahir ke dunia ini sudah dibekali kapasitas tertentu di dalam otaknya untuk mengakses sesuatu yang paling berkesan dalam hidupnya. Jika kapasitas itu digunakan atau diaktifkan, maka yang bersangkutan akan memiliki vitalitas hidup yang lebih bagus. Kapasitas dalam otak yang berfungsi untuk mengakses sesuatu yang paling berekesan dan mempunyai arti itulah yang kemudian mendapatkan sebutan ilmiyah, seperti misalnya: Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Hati (Heart Intelligence), dan lain-lain.
Tak jarang spiritualitas diabstraksikan sebagai pola hidup yang teratur yang dapat membuat orang merasakan kedamaian sehingga dapat merasakan apa itu yang dinamakan sebuah kehidupan. Selain itu, spiritualitas adalah suatu media yang bersifat menegakkan kebenaran dalam diri sendiri, dan memberitahukan kebenaran kepada orang lain.
Apabila kita membahas dan membicarakan tentang spiritualitas,kita pun juga tak lepas dari apa itu yang dinamakan MISTIKISME. Secara umum, Mistikisme merupakan suatu pernyataann spiritual terhadap apa yang tersembunyi atau kebijaksanaan yang bertujuan menyatu dengan yang ilahi atau suci dan keramat. Bentuk-bentuk dari Mistikisme ditemukan di semua agama-agama besar dunia, Melalui latihan atau praktek-praktek dari budaya yang tak tertulis, dan juga dalam pengalaman sekuler. Pada dasarnya,Mistikesme adalah suatu bidang yang bersifat abstrak tapi dapat dirasakan oleh sebagaian masyrakat karena dalam Mistikisme selalu ada suatu kesadaran akan spiritualisme. Dalam contoh Mistikisme selalu dikaitkan dengan kisah-kisah yang berbau misteri atau magis. Dalam Islam ini biasa disebut dengan kepercayaan kosong atau lebih dikenal dengan mitos. Mistikisme disini hanyalah sebagai pendukung adanya spiritualitas yang ada pada diri seseorang.
Bila wilayah psikologi mengkaji jiwa sebagai psyche (dalam terminologi spiritual lebih dikenal sebagai ego), spiritualitas menyentuh jiwa sebagai spirit. Banyak juga yang mengatakan bahwa spirit disini berarti jiwa seseorang itu sendiri atau bahkan semangat yang dimiliki oleh sebagaian besar orang. Budaya Barat menyebutnya inner self (diri pribadi), sesuatu yang "diisikan" ALLAH pada saat manusia diciptakan. Meski diyakini bahwa agama berasal dari Tuhan, namun spiritualitas adalah area manusia. Spiritualitas adalah sikap yang meyakini adanya kehadiran dan campur tangan Tuhan dalam diri manusia, meski tidak selalu demikian.
Umumnya kita sudah terlanjur menyamakan antara spiritualitas dengan ritualitas atau formalitas agama. Kalau ada orang yang masih rajin membaca kitab suci di tengah-tengah istirahat jam makan siang atau masih menghadiri ceramah agama sehabis jam kerja, atau kerap mengucapkan firman agama ketika menghadapi sesuatu di kantor, itu semua kita identikkan dengan spiritual. Tapi sendiri juga jarang bahkan tidak pernah melakukan sama sekali.
Masuknya Islam ke Negara kita tidak masuk secara langsung,tapi yang secara tidak langsung,yaitu dengan adanya para pedagang yang keluar masuk Negara-negara. Seperti yang kita tahu bahwa agama itu selalu saja punya jalur tersendiri bagi umatnya untuk menyembah Tuhannya. Akibatnya banyak yang berpikiran tentang tuhan yang sebenarnya dapat ditemukan dalam suatu media yang disebut dengan meditasi. Sebenarnya tujuan mereka yang bermeditasi adalah untuk mencari kesejatian hidup yang sesungguhnya secara langsung dari TUHAN mereka dan memperoleh spiritualitas yang tinggi. Tapi seringkali terjadi penyalah gunaan hasil meditasi itu. Penyalah gunaan itu bisa terkait karena hanya sedikit diantara sekian banyaknya orang yang melakukan meditasi yang berhasil mendapatkan pesan sesungguhnya dari sang kuasa.
Tapi, bentuk-bentuk yang di dapat seringkali tidak sesuai dengan apa yang diceritakan oleh si pemeditasi itu. Seperti contoh Ahmad Musyaddeq yang mengaku bahwa dia adalah utusan ALLAH setelah Nabi Muhammad. Hal itu jelas bertentangan dengan apa yang telah tertulis dalam Al-Qur’an serta Al-Kitab yang lainnya. Secara,kita bisa lihat dalam kenyataannya. Selama ini yang dipercayai sebagai nabi terakhir itu adalah Nabi Muhammad SAW seperti yang telah tertulis dalam berbagai kitab. Logikanya yang selama ini ditautkan oleh orang-orang yang mengerti tentang sejatinya agama yang mereka anut itu adalah apa bila mereka tidak bisa membedakan antara Karomah dan Mu’jizat. Hal itu dapat membuat mereka berpikiran bahwa karomah yang mereka dapat dari hasil usaha merkaitu adalah sesuatu yang ada pada Nabi-nabi sebelumnya. Sehingga dia menyebut diri mereka sebagai Nabi setelah Muhammad.
Kalaupun benar dia mendapat wahyu dari malaikat jibril,yang dipertanyakan adalah Apakah yang menyampaikan wahyu itu benar-benar malaikat jibril? Ataukah malah syaitan yang menggoda iman seseorang? dan apakah itu memang benar-benar wahyu bukan karomah?. Hal itu akan selalu dipikirkan oleh seseorang yang mempunyai tingkat kapasitas pikiran dan keimanan atau singkatnya orang yang mempunyai tingkat spiritualitas yang tinggi. Layaknyalah hal itu dipertanyakan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan yang pasti.
Myspace School Graphics
Oleh : Fariham Mas’ula
• KISAH SPIRITUALITAS DALAM INDAHNYA RUTINITAS KEHIDUPAN
Spiritualitas. Selama ini kita sering mendengar bahwa spiritualitas pasti ada pada kehidupan seseorang. Tapi apa kita tahu apakah itu sejatinya spiritualitas? sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa spiritualitas adalah sesuatu hal yang berbau gaib atau berbau mistis walaupun itu hanya punya hubungan yang tidak tentu atau tidak jelas.
Padahal spiritualitas tidaklah sama dengan apa yang dibayangkan oleh banyak masyarakat saat ini. SPIRITUALITAS adalah bidang penghayatan batiniah kepada Tuhan melalui laku-laku tertentu yang sebenarnya terdapat pada setiap orang. Namun, tidak semua orang menekuninya. Bahkan beberapa orang memperlakukan aktivitas pemberdayaan spiritual sebagai praktik yang tertutup, khawatir dicap sebagai pencipta bid’ah. Dalam beberapa literatur dijelaskan bahwa kata "Spiritual" itu diambil dari bahasa Latin,“Spiritus” yang berarti sesuatu yang memberikan kehidupan atau vitalitas. Dengan vitalitas itu maka hidup kita menjadi lebih "hidup".
Spiritus ini bukan merupakan label atau identitas seseorang yang diterima dari atau diberikan oleh pihak luar, seperti agama, melainkan lebih merupakan kapasitas bawaan dalam otak manusia. Artinya, semua manusia yang lahir ke dunia ini sudah dibekali kapasitas tertentu di dalam otaknya untuk mengakses sesuatu yang paling berkesan dalam hidupnya. Jika kapasitas itu digunakan atau diaktifkan, maka yang bersangkutan akan memiliki vitalitas hidup yang lebih bagus. Kapasitas dalam otak yang berfungsi untuk mengakses sesuatu yang paling berekesan dan mempunyai arti itulah yang kemudian mendapatkan sebutan ilmiyah, seperti misalnya: Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Hati (Heart Intelligence), dan lain-lain.
Tak jarang spiritualitas diabstraksikan sebagai pola hidup yang teratur yang dapat membuat orang merasakan kedamaian sehingga dapat merasakan apa itu yang dinamakan sebuah kehidupan. Selain itu, spiritualitas adalah suatu media yang bersifat menegakkan kebenaran dalam diri sendiri, dan memberitahukan kebenaran kepada orang lain.
Apabila kita membahas dan membicarakan tentang spiritualitas,kita pun juga tak lepas dari apa itu yang dinamakan MISTIKISME. Secara umum, Mistikisme merupakan suatu pernyataann spiritual terhadap apa yang tersembunyi atau kebijaksanaan yang bertujuan menyatu dengan yang ilahi atau suci dan keramat. Bentuk-bentuk dari Mistikisme ditemukan di semua agama-agama besar dunia, Melalui latihan atau praktek-praktek dari budaya yang tak tertulis, dan juga dalam pengalaman sekuler. Pada dasarnya,Mistikesme adalah suatu bidang yang bersifat abstrak tapi dapat dirasakan oleh sebagaian masyrakat karena dalam Mistikisme selalu ada suatu kesadaran akan spiritualisme. Dalam contoh Mistikisme selalu dikaitkan dengan kisah-kisah yang berbau misteri atau magis. Dalam Islam ini biasa disebut dengan kepercayaan kosong atau lebih dikenal dengan mitos. Mistikisme disini hanyalah sebagai pendukung adanya spiritualitas yang ada pada diri seseorang.
Bila wilayah psikologi mengkaji jiwa sebagai psyche (dalam terminologi spiritual lebih dikenal sebagai ego), spiritualitas menyentuh jiwa sebagai spirit. Banyak juga yang mengatakan bahwa spirit disini berarti jiwa seseorang itu sendiri atau bahkan semangat yang dimiliki oleh sebagaian besar orang. Budaya Barat menyebutnya inner self (diri pribadi), sesuatu yang "diisikan" ALLAH pada saat manusia diciptakan. Meski diyakini bahwa agama berasal dari Tuhan, namun spiritualitas adalah area manusia. Spiritualitas adalah sikap yang meyakini adanya kehadiran dan campur tangan Tuhan dalam diri manusia, meski tidak selalu demikian.
Umumnya kita sudah terlanjur menyamakan antara spiritualitas dengan ritualitas atau formalitas agama. Kalau ada orang yang masih rajin membaca kitab suci di tengah-tengah istirahat jam makan siang atau masih menghadiri ceramah agama sehabis jam kerja, atau kerap mengucapkan firman agama ketika menghadapi sesuatu di kantor, itu semua kita identikkan dengan spiritual. Tapi sendiri juga jarang bahkan tidak pernah melakukan sama sekali.
Masuknya Islam ke Negara kita tidak masuk secara langsung,tapi yang secara tidak langsung,yaitu dengan adanya para pedagang yang keluar masuk Negara-negara. Seperti yang kita tahu bahwa agama itu selalu saja punya jalur tersendiri bagi umatnya untuk menyembah Tuhannya. Akibatnya banyak yang berpikiran tentang tuhan yang sebenarnya dapat ditemukan dalam suatu media yang disebut dengan meditasi. Sebenarnya tujuan mereka yang bermeditasi adalah untuk mencari kesejatian hidup yang sesungguhnya secara langsung dari TUHAN mereka dan memperoleh spiritualitas yang tinggi. Tapi seringkali terjadi penyalah gunaan hasil meditasi itu. Penyalah gunaan itu bisa terkait karena hanya sedikit diantara sekian banyaknya orang yang melakukan meditasi yang berhasil mendapatkan pesan sesungguhnya dari sang kuasa.
Tapi, bentuk-bentuk yang di dapat seringkali tidak sesuai dengan apa yang diceritakan oleh si pemeditasi itu. Seperti contoh Ahmad Musyaddeq yang mengaku bahwa dia adalah utusan ALLAH setelah Nabi Muhammad. Hal itu jelas bertentangan dengan apa yang telah tertulis dalam Al-Qur’an serta Al-Kitab yang lainnya. Secara,kita bisa lihat dalam kenyataannya. Selama ini yang dipercayai sebagai nabi terakhir itu adalah Nabi Muhammad SAW seperti yang telah tertulis dalam berbagai kitab. Logikanya yang selama ini ditautkan oleh orang-orang yang mengerti tentang sejatinya agama yang mereka anut itu adalah apa bila mereka tidak bisa membedakan antara Karomah dan Mu’jizat. Hal itu dapat membuat mereka berpikiran bahwa karomah yang mereka dapat dari hasil usaha merkaitu adalah sesuatu yang ada pada Nabi-nabi sebelumnya. Sehingga dia menyebut diri mereka sebagai Nabi setelah Muhammad.
Kalaupun benar dia mendapat wahyu dari malaikat jibril,yang dipertanyakan adalah Apakah yang menyampaikan wahyu itu benar-benar malaikat jibril? Ataukah malah syaitan yang menggoda iman seseorang? dan apakah itu memang benar-benar wahyu bukan karomah?. Hal itu akan selalu dipikirkan oleh seseorang yang mempunyai tingkat kapasitas pikiran dan keimanan atau singkatnya orang yang mempunyai tingkat spiritualitas yang tinggi. Layaknyalah hal itu dipertanyakan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan yang pasti.
Myspace School Graphics
1 komentar:
I actually enjoyed reading through this posting. Many thanks.Explore our collection of heart-inspired recipes. Browse, cook, create, even share your own here.
Our invitation….Use this interactive space to explore all of the planets exciting ingredients. Take inspiration from each other with recipes and experiences, creating a divine place for us all to share.
cooking classes Buckinghamshire,
cooking school Buckinghamshire,
cookery courses Buckinghamshire,
cookery school Buckinghamshire,
personal development Buckinghamshire,
heart intelligence,
food coach Buckinghamshire,
life coaching Buckinghamshire
Posting Komentar